Tibawa, 9 Oktober 2025 – Sejak pukul 20.00 Wita, halaman Koramil 1315-04/Tibawa tampak ramai oleh kesibukan personel TNI dan Linmas yang bersiap melaksanakan patroli malam. Di bawah sorot lampu halaman, Sertu Sumarno Mohulaingo berdiri tegap memberi arahan. Suaranya tegas namun hangat, mengingatkan setiap anggota bahwa menjaga keamanan bukan hanya tugas aparat, melainkan tanggung jawab bersama seluruh warga.
Begitu apel selesai, barisan pun dibagi menjadi beberapa regu kecil. Mereka bergerak menyisir wilayah-wilayah rawan di Kecamatan Tibawa. Tujuan utama bukan sekadar patroli formalitas, tetapi memastikan masyarakat benar-benar merasa aman di malam hari. Dengan langkah pasti, mereka memulai rute dari Taman DKI di Desa Isimu Raya tempat yang kerap ramai oleh warga yang menikmati udara malam. Di sana, petugas menyapa masyarakat, memberi imbauan, dan memastikan tak ada gangguan mencurigakan.
Dari Taman DKI, perjalanan berlanjut ke Bundaran Habibie di Desa Datahu. Arus lalu lintas yang padat tak menghalangi semangat mereka untuk terus menjaga situasi tetap kondusif. Beberapa pengendara sempat melambatkan kendaraan, memberikan hormat kecil kepada para petugas yang berjaga. Di momen itu terlihat jelas, masyarakat menghargai dan merasa tenang dengan kehadiran aparat yang sigap di lapangan.
Menit demi menit bergulir hingga rombongan tiba di Patung Saronde Bandara, Desa Tolotio. Area yang menjadi jalur utama menuju Bandara Djalaluddin ini memang tak pernah sepi. Di sana, tim kembali melakukan pengawasan. Satu per satu kendaraan diperhatikan, memastikan tak ada aktivitas mencurigakan. Hembusan angin malam dan nyala lampu jalan menjadi saksi diam betapa sinergi antara TNI dan Linmas benar-benar hidup di wilayah Tibawa.
Menjelang pukul 21.00 Wita, patroli malam perlahan ditutup. Tak ada insiden menonjol, semua berjalan tertib dan aman. Sertu Sumarno terlihat puas. Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota dan warga yang selalu mendukung kegiatan pengamanan ini. Baginya, patroli bukan sekadar rutinitas, tapi bentuk nyata kedekatan antara prajurit dan rakyat yang tak bisa dipisahkan.
Dari kegiatan itu, tercermin semangat yang sederhana namun kuat semangat menjaga tanah kelahiran tetap damai. Di bawah langit Tibawa yang mulai redup, langkah tegap para personel malam itu menjadi simbol pengabdian tanpa batas. Bahwa di setiap sudut kampung, di antara hembusan angin malam dan cahaya lampu jalan, ada pasukan yang terus menjaga, bukan karena diperintah, melainkan karena panggilan hati untuk melindungi rakyatnya.
